News Update :
Faisal Abdullah Al Makki. Diberdayakan oleh Blogger.

TheLAN Actions

FIFA KLASEMEN

Pendukung PSAP Protes Penunjukan Joni Efendi

Senin, 13 Februari 2012

Ketua Harian TheLAN
BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Pengurus PSAP Sigli memilih Joni Efendi sebagai pelatih Reza Fandi cs. Pada laga putaran dua, ia akan berduet dengan Arman, yang selama ini menjadi pelatih PSAP dan baru mengantarkan PSAP meraih dua kali kemenangan. Keputusan ini diprotes pendukung PSAP, The Laskar Aneuk Nanggroe.
Kompetisi Liga Super Indonesia ini terbilang berat. Sehingga, posisi Laskar Aneuk Nanggroe betah di posisi bawah klasemen. Hasil yang tidak meyakinkan ini membuat PSAP mulai berbenah. Pengurus mencari pelatih baru untuk diduetkan dengan Arman.
Pengurus PSAP sendiri memilih Joni Efendi untuk membesut Sukman Suaib di pertandingan selanjutnya saat berhadapan Sriwijaya FC. Dipilihnya pelatih asal Padang ini menuai kritikan dari pendukung setia PSAP, Laskar Aneuk Nanggroe (The LAN), yang menilai Joni tidak mampu melatih sebuah tim seperti menangani tim sebelumnya.
“Kita tidak setuju, dengan track recordnya yang kurang bagus, dengan prestasi PSSB Bireuen terdegradasi, dan PSP Padang terdegradasi,” kata Faisal Abdullah Al Makki, Ketua Harian The LAN kepada acehkita.com, Senin (13/2).
Faisal juga menegaskan, lebih baik Arman yang melatih PSAP daripada Joni. “Jika pengurus tidak mau merekrut pelatih yang lebih baik lagi,” ungkapnya.
Sementara, Sekretaris Umum (Sekum) PSAP Muklis mengatakan, Joni Efendi belum jadi pelatih PSAP sepenuhnya dan masih berstatus pendamping, karena belum terdaftar di Badan Liga Indonesia (BLI).
“Joni belum diakui oleh BLI di putaran pertama ini, tapi dia sudah bisa melatih dan di putaran kedua nanti baru statusnya jadi pelatih,” katanya.
Mengenai buruknya kepelatihan yang dipegang Joni di tim-tim sebelumnya, Muklis tidak melihat dari segi kemampuannya yang tidak berhasil. “Bukan dilihat berhasil tidaknya, tapi kita belum tahu nanti bagaimana dia melatih PSAP. Kekalahan itu juga bukan dari pelatih, tapi bisa jadi dari si pemain, namun bisa jadi juga kesalahan pelatih,” tuturnya. []
Oleh: Reza Fahlevi

Kas Hartadi; Lawan PSAP, pemain harus jaga emosi.

Minggu, 12 Februari 2012

Kas Hartadi - Head Coach SFC
PSAP Sigli ibarat tim misterius bagi Sriwijaya FC. Kekuatan dan kualitas tim asal Aceh itu tidak diketahui secara detail. Karena itulah, saat bertandang ke Stadion Kuta Asan, 16 Februari mendatang, pelatih Kas Hartadi meminta anak asuhnya untuk menjaga emosi.

"PSAP memang sukit ditebak. Saya bahkan kurang tahu secara detail kekuatan mereka. Namun saya meminta para pemain untuk bermain normal seperti biasa," kata Kas Hartadi, Minggu (12/2/2012).

Menurut Kas, bermain normal dalam artian tidak terpancing emosi dan bermain seperti ketika melawan Deltras Sidoarjo. "Karena dengan alasan apapun, jika sudah bermain emosi, akan merusak semua permainan, dan kita tidak akan mendapatkan poin," kata pelatih asal Solo ini.

Sriwiyaha FC akan bertanding menghadapi PSAP Sigli di Stadion Kuata Asan Sigli Aceh, 16 Februari mendatang. Setelah itu mereka akan terbang ke Medan, untuk menghadapi PSMS Medan di Stadion Teladan, empat hari kemudian.

KENAPA HARUS JHONI EFENDI, PSAP?

Teka teki itu terjawab sudah, jhony efendi mantan arsitek PSSB dan  PSP Padang telah mendarat di kuta asan untuk membesut team yang dimanajeri nazaruddin, siapa dan bagaimana track record "JE"?? gagal dan gagal menyelamatkan team yang dilatih untuk keluar dari zona degradasi. dan pilihan pengurus PSAP pun telah jatuh kepada pelatih asal Padang tersebut, mengutip pernyataan M.Yasin selaku ketua umum PSAP SIGLI 
Kita berharap dengan adanya pelatih baru dapat membangkitkan prestasi  PSAP di ISL. Kami memilih Pak Joni karena menganggap  beliau mampu membawa perubahan bagi tim,” Ujar Kolonel Yasin. 
perubahan apa? kita belajar menilai sosok pelatih dari CV nya, bukan omongannya.! dari pada Joni mendingan Percayakan  Arman saja jadi pelatih, jika memang pengurus tidak mau merekrut pelatih yang lebih baik lagi. saya heran dengan sikap pengurus PSAP Sekarang yang sudah panik dan tidak  lagi jernih dalam berfikir. Keberadaan PSAP di ISL memang karena Pengurus sekarang dan bukan berarti serta merta Pengurus kembali "menurunkan" PSAP ke Divisi Utama..
seharusnya pengurus mengontrak pelatih yang sudah bagus track record dalam melatih, bukan malahan mengontrak pelatih yang "berhasil" menjatuhkan team kelembah degradasi. 2 partai home terakhir kita raih dengan kemenangan, Jika kehadiran Joni malah menghancurkan permainan PSAP yang telah menemukan  karakter permainan yang lumayan bagus.Pengurus harus siap mendengar sumpah serapah seisi stadion kuta asan..!!

PSAP Menang Lagi

Sabtu, 11 Februari 2012

YOU - Goal Penyama kedudukan 1-1
SIGLI | — PSAP Sigli sukses meraih angka penuh usai mengalahkan PSMS Medan di laga lanjutan Indonesia Super League (ISL). Ini kemenangan untuk kedua kalinya bagi Reza Fandi Cs.
Bermain di Stadion Kuta Asan Sigli, Sabtu (11/2) sore, di awal babak pertama kedua tim sama-sama berambisi membuat gol ke gawang lawan, tapi, selalu gagal. Laskar Aneuk Nanggroe yang tak mau menerima hasil buruk lagi di kandang sendiri, terus-terusan menggempur kubu PSMS, kedudukan 0-0 pun bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, kubu tuan rumah malah kebobolan di menit 60. Keunggulan satu bola bagi PSMS dibuat oleh mantan pemain PSAP, Osas Saha.
Ketinggalan 1-0 tak membuat anak-anak Pidie hilang arah. Lima menit berselang  Wook Jin You mampu menyamai kedudukan.  Skor 1-1 belum cukup buat PSAP, di menit 80 PSAP berbalik unggul lewat Sekou Camara. Hasil 2-1 untuk kemenangan tuan rumah bertahan hingga laga usai.
Kemenangan ini disambut gegap gembita oleh pendukung PSAP. “Kita patut mensyukuri kemenangan ini, walaupun masih ada kelemahan-kelemahan yang harus dibenahi di tim PSAP dan sangat berterima kasih kepada sang kiper Fakhrurrazi yang telah mematahkan banyak peluang pemain PSMS,” kata Rahmad, salah satu pendukung PSAP usai laga.
Dengan hasil yang diraih PSAP sudah mengumpulkan 10 poin selama 11 kali tampil dan merangkak ke posisi 15 klasemen sementara, menggeserkan Persidafon yang hanya 9 angka. Sedangkan PSMS masih tetap di urutan 14 dengan nilai 10, walaupun sama poin PSMS lebih unggu selisih gol. [Oleh: Reza Fahlevi]

Raih Kemenangan, PSAP Tinggalkan Posisi Juru Kunci

Rabu, 08 Februari 2012

Sayuti (15) Pencetak Goal Tunggal Kemangan PSAP
SIGLI - TheLAN ][ Setelah memetik kemenangan perdananya di kompetisi sepakbola Liga Super Indonesia musim 2011/2012 di Stadion Kuta Asan Sigli, Senin (6/2), PSAP Sigli kini menempati peringkat 16 klasemen sementara. Tambahan tiga angka dalam laga kemarin sekaligus membuat Laskar Aneuk Nanggroe meninggalkan posisi juru kunci klasemen sementara yang selama ini ditempatinya.

PSAP yang merupakan salah satu tim promisi di ISL itu baru berhasil memetik kemenangan pertamanya di kasta tertinggi pada partai kesepuluh. Bermain di hadapan ribuan pendukung setianya, PSAP sukses menundukkan tim tamunya Gresik United ISL dengan skor akhir 1-0 lewat gol semata wayang Sayuti.

Tambahan tiga poin tersebut membuat Laskar Aneuk Nanggroe kini mengoleksi tujuh poin dari sepuluh laga. Tercatat PSAP baru sekali meraih skor kemenangan, empat kali imbang dan selebihnya menuai kekalahan.

Kesuksesan meraih angka penuh pada laga kemarin selain membuat tim besutan Arman meninggalkan posisi juru kunci juga naik dua di atas Persiram dan Arema Indonesia sebagai tim juru kunci. Sedangkan untuk pemuncak klasemen sementara masih ditempati Persipura dengan koleksi angka 24 dan disusul Persiwa di urutan kedua dengan 23 poin.

Untuk pertandingan selanjutnya, PSAP akan kembali melakoni partai kandangnya dengan menjamu PSMS Medan ISL, Sabtu (11/2) di Stadion Kuta Asan Sigli setelah duel ini ditunda beberapa waktu lalu.

OPINI = ANTARA GENGSI DAN PRESTASI

ixalmakki
Melihat komposisi team PSAP musim ini yang akan tampil di ISL, pada awalnya saya yakin tidak akan terlalu rumit untuk seorang Arman dalam meracik team PSAP SIGLI, hal ini di perjelas dengan nyaris 80% Skuad psap musim lalu berhasil dipertahankan oleh Manajement PSAP. Dan kita patus syukuri, ternyata mayoritas skuad musim lalu ini masih ingin bernostalgia dengan public Kuta Asan dan pastinya dengan keinginan prestasi yang lebih baik dari musim lalu atau paling buruk menyamai prestasi musil lalu. Mungkin paling jelek bisa lah masuk 10 besar untuk musim ini. Dengan pendanaan yang miris, manajement dihadapkan dengan kondisi yang tidak bisa lagi menyusui uang rakyat secara real kondisi. Manajement “dipaksa” untuk terus “menjual” nama besar PSAP SIGLI untuk Sponsorship di Aceh dan kota-kota besar di Indonesia yang pastinya ada putra Pidie yang jadi OKB (orang kaya baru) atau politisi yang mau menyumbang kan sedikit uangnya untuk membantu mendanai perjalanan psap musim ini di ISL. 
 
Namun semua itu dengan catatan Manajement kembali terbuka pelaporan keuangannya minimal kepada para donatur dan akan lebih baik jika adanya Audit Independent yang bisa mengaudit pelaporan keuangan PSAP ditiap musim, dan hal ini perlu dilakukan, demi kepercayaan para donator kepada manajement PSAP SIGLI.
 
Kembali kepermasalah skuad PSAP sigli, dengan akan tampilnya PSAP SIGLI dikancah ISL sebuah kompetisi kasta tertinggi sepakbola di Tanah Air berdasarkan KONGRES di BALI 2011. Manajement PSAP jangan menutup mata melihat kondisi team sekarang. Ingat kita tidak di Divisi Utama, kita sekarang di Kompetisi Profesional di Tanah air, terlihat Sombong?? Iya bagi masyarakat yang belum tau sejarah perjalanan PSAP SIGLI dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, namun Tidak dan sudah pantas, jika masyarakat yang tau perjalanan PSAP dalam kurun waktu tersebut,


Kembali kita di Musim 2007, dimana PSAP SIGLI saat itu berkompetisi di Divisi Satu (saat itu kasta ke dua), El Capiten Tarmizi Rasyid, George Massatu, Dahlan Jalil, Wanderson, Wagner, Alfredo, Sukman Suib, Helmi Daud, Hendra Saputra Cs… bahu membahu bersama sang Arsitek Anwar dan Asisten Arman meluluhlantakkan sejumlah prediksi dikalangan pesepakbola di Aceh khususnya, Indonesia pada umumnya dengan berhasil menguasai singgasana klasement Divisi Satu Wilayah barat, yang di  Match Day Akhir Musim kompetisi melawan PSLS LHokseumawe berhasil menhantam PSLS 2-1 dalam partai usiran di Kota Langsa setelah sebelumnya bermain Imbang ketika bermain di Tunas Bangsa Stadium dan sempat ricuh hingga Pagar pembatas Stadion dan lapangan Roboh di Hantam oleh PAsukan Laskar Aneuk Nanggroe yang disebabkan oleh sang pengadil yang seharusnya Adil tidak bisa menjalankan Amanah My Game is Fair Play, sehingga wasit asal Idi tersebut menjadi Bulan-bulanan Pendukung PSAP SIGLI, hingga PP menunda dan memindahkan Pertandingan usiran ke Kota Langsa.. satu pertanyaan yang harus anda semua jawab adalah selain Para Pemain yang harus di Banggakan, siapa lagi yang pantas kita beri kredit tersendiri kalau Bukan Duet “AA” Anwar dan Arman yang berhasil mengorbitkan segelintir pemain entah berantah menjadi pemain yang menjadi incaran klub-klub besar di Tanah air. Yang patut di Garis bawahi adalah tahun 2007 merupakan tahun kebangkitan Pesepakbolaan di Kabupaten Pidie setelah sekian puluhan tahun lamanya nyaris tak terdengar eksistensinya. Namun seperti kebiasaan sepakbola di tanah air pada umumnya, baik pelatih maupun pemain akan berganti kostum di tiap musim dan hal ini turut di rasakan oleh PSAP Sigli, pergantian pelatih dan hengkangnya beberapa pemain inti, membuat PSAP seperti Kapal Pesiar yang tengah menikmati pelayaran yang indah tiba-tiba ditinggal sang Nahkoda ditengah terpaan angin dan badai. Sang Arsitek memutuskan pergi dan membesut team PSSB Bireuen hingga pemain semacam Suryadi, Tarmizi, Suheri hendra, memutuskan ikut sang arsitek, Hanya Arman sang asisten yang memutuskan membesut skuad Pasukan Saree PSAB Aceh Besar. Dengan Kompetisi yang menuju arah professional (sebagaimana arah putusan Kongres AFC) Liga Indonesia Wajib membuat kompetisi Profesional yang wajib di ikuti oleh 18 team saja. Saat itu PSAP kembali sial. Lolos ke Kasta Divisi Utama namun bukan menjadi kasta tertinggi lagi karena PT. Liga Indonesia telah menetapkan Kompetisi ISL menjadi kasta tertinggi. Jadilah PSAP kembali berkutat di Kompetisi di Kasta kedua di Tanah Air bernama Liga Indonesia DU alias Divisi Utama. Sedih………….? Jelas terbentang di hati para maniak bola di Kabupaten Pidie dan Masyarakat Pidie pada umumnya. Namun itulah sepakbola Indonesia yang penuh intrik dan politik.

Setelah, PSSB, PERSIRAJA, Anwar ditahun 2010 bersama Arman kembali Reuni untuk menjadi duet pelatih yang saat itu dianggap akan Gagal mengulangi kisah mereka ditahun 2007. Namun kenyataannya????
 Andi Darussalam Tabussala, Djoko Dryono sampai Nurdin Halid bertanya kepada salah satu pengurus PSLS,
Djoko “dimana letak kabupaten Pidie?”
ADT” Luar Biasa Teamnya, siapa Arsiteknya sekarang, pasca Sofyan Hadi?”
NH” Animo pentonton di Pidie Luar biasa ya?? Selamat…”

3 Pentolan PSSI tersebut terbelanga melihat sepakterjang PSAP, banyak oknum di PSSI yang coba menciderai hingga perjalanan PSAP di Curangi ketika bermain di Kutai Kartanegara.  Sekarang Indonesia tau PSAP SIGLI adalah Bagian dari Sejarah Sepakbola Indonesia juga.

Dengan Dualisme Kompetisi sekarang dan PSAP memutuskan bermain di ISL bersama, 4 Team terbaik di 8 besar musim lalu. Gresik United, Persiram Raja Ampat dan PSMS Medan Versi Kolonel Idris.
Bukan mencari Keuntungan bermain di kompetisi kasta tertinggi, Namun PSAP memang Layak Berada di Sana sejak 4 tahun lalu, andai saja kompetisi tidak diubah semena-mena oleh PSSI.
Dengan perjalana kompetisi yang sudah memasuki Macth Day ke 10 PSAP masih berkutat di posisi bawah, dengan kondisi Nil Kemenangan dengan rincian hasil Pertandingan
PSAP 1-2 PERSISAM (SHB-STADION HARAPAN BANGSA- BANDA ACEH),
PSAP 2-3 MITRA KUKAR (SHB-STADION HARAPAN BANGSA- BANDA ACEH).
PERSIB BANDUNG 1-1 PSAP, (SIJALAK HARUPAT BANDUNG)
PELITA JAYA 5-2 PSAP (SINGAPERBANGSA)
PSAP 0-1 PERSIPURA (STADION KUTA ASAN – SIGLI)
PSAP 0-0 PERSIWA WAMENA (STADION KUTA ASAN – SIGLI)
PERSELA 2-0 PSAP (LAMONGAN)
AREMA INDONESIA 0-0 PSAP (KAJURUHAN – MALANG)
PSAP 1-1 PERSIBA (STADION KUTA ASAN – SIGLI)
PSAP 1-0 GRESIK UNITED (STADION KUTA ASAN – SIGLI)

Dengan hasil 1 kemenangan  5 kekalahan dan 4 Hasil Draw sangat jauh dari Harapan Pendukung Setia PSAP SIGLI, yang mengharapkan sebuah evalusi besar-besaran di Tubuh PSAP. Dengan kondisi ini mari kita kembali lihat akar permasalah yang menyelimuti awan kelabu bonden Pidie tersbut. Sang Arsitek Anwar yang pernah membesut PSAP SIGLI seharusnya kembali dipanggil untuk menukangi kesebelasan PSAP SIGLI dan Arman “dekebalikan” keposisi Asli sebelumnya sebagai Asisten yang belum memiliki Lisensi kepalatihan Level A. ada baiknya Manajement PSAP SIGLI membuang jauh Gengsi demi mengejar Prestasi. Rekrut Kembali Sang Arsitek Anwar yang telah memiliki Lisensi A (lisensi yang harus dimiliki Seorang Pelatih di ISL), karena untuk saat ini memang Duet “AA” yang pantas membesut sang Laskar Aneuk Nanggroe PSAP SIGLI dalam mengarungi kompetisi ISL yang sudah berjalan nyaris setengah musim kompetisi. Jangan hancurkan harapan public sepakbola Pidie hanya karena idealisme yang tak berujung..

EVALUASI..
Ini kata yang lazim sering diperdengarkan ke khalayak ramai, ketika sekelompok atau massa melihat ada yang kurang bahkan tidak baik terjadi kepada sesuatu yang mereka sukai bahkan yang mereka miliki terjadi ketidak beresan dalam hal pengeloloaan sesuatu hal.
Seisi stadion kuta asan, public menginstruksikan harus ada Evaluasi di Tubuh PSAP SIGLI, Ada yang menginginkan Evaluasi Pelatih, Pemain, manajement bahkan sangat nyaring terdengar Evaluasi PENGURUS PSAP..!!
Apa yang terjadi? Inilah yang menimbulkan pertanyaan dalam hati, kenapa PSAP harus berbenah?
Bagaimana tidak, Sembilan pertandingan yang sudah dilakoni oleh Team Asal Kabupaten Pidie dikancah Liga elit sepakbola di tanah air atau yang bisa disebut ISL (Indonesia Super League) belum sekalipun team yang dibesut oleh Coach Arman menuai kemenangan bagi Kesebelasan PSAP SIGLI, dengan 5 kekalahan dan 4 hasil draw yang dihasilkan PSAP membuat team yang dulu dibesut oleh ANWAR terjerembab kedasar klasement ISL musim ini. Timbul pertanyaan dalam hati, kenapa bisa?
Ayoo kita pelajari dengan seksama dimana sebenarnya akar permasalahan yang terjadi ditubuh PSAP sehingga membuat team yang dimanajeri Nazaruddin ini sangat jauh dari harapan public sepakbola Pidie.

PEMAIN
Berbicara masalah pemain, kami rasa tidak ada yang terlalu jauh kualitas pemain yang ada musim ini dengan musim lalu, karena pilar-pilar PSAP masih diperkuat 80% pemain lama. Mulai dari Penjaga Gawang Raji Quba atau Fahkrul Razi, dilini pertahanan PSAP masih diperkuat oleh M.Ali, Bustami, Arifin Gununie Plus Rekrutan Anyar yang tampil lumayan memuaskan, Stoper asal Negeri Ginseng Korea Selatan, Lee. Untuk dua Sayap kiri dan Kanan masih dihuni oleh Lajang asal Makasar SUkman Suib dan Ikhwani Hasanuddin plus dilapisi si anak Hilang Hendra Saputra. Untuk posisi poros Gelandang masih juga ditempati Feri Komul, Riza Fandi dan dibantu oleh rekrutan asing Mfudo Cecil. Untuk lini depan PSAP memang masih merasa kehilangan sosok Goal Getter pada diri Osas Saha, namun yang perlu diketahui bersama adalah, PSAP tidak pernah mentransfer pemain Bintang untuk memperkuat PSAP, yang terjadi selama ini adalah PSAP tempat lahirnya Bintang Sepakbola ditanah air walaupun saat datang ke Team PSAP Pemain tersebut berstatus “terbuang” dari team lain. Manajement PSAP memang berhasil merekrut Dua Striker Asing untuk menjadi juru Gedor gawang lawan pada diri You Wok Jin, dan Sekou Camara. Namun hasilnya??? “hanya” You yang tampil lumayan walaupun belum memuaskan. Sedangkan Sekou Camara? Saya heran kenapa PSAP berani mengontrak pemain  yang dari Segi Fisiknya tidak memadai untuk menjadi Goal Getter PSAP, padahal pengurus sudah tau, malam sebelum PSAP menghadapi Persisam samarinda di Banda Aceh, Sekou terlihat sering sakit dan tidak fit. kenapa pengurus dengan berani untuk mengontrak Sekou! Padahal jejak rekam mantan punggawa di Liga Hongkong ini tidak lebih bagus dari talenta-talenta asal Pidie. Sebenarnya jika pengurus lebih jeli dan fasih serta tau detil kontrak pemain, Pengurus bisa mewarning dalam draf kontrak pemain sebelum dikontrak. Semisal Pemain Asing yang tidak bisa menunjukkan peningkatan permainan/kepuasan  pada pelatih/manajement team, atau pemain tidak bisa tampil konsisten dalam beberapa pertandingan, Manajement bisa mengeavaluasi Draft Kontrak dengan si Agen Pemain tersebut, dengan berbagai macam opsi seperti penurunan harga kontrak, pemotongan Gaji, atau yang paling kejam Dipecat tanpa mendapatkan sepeserpun dari PSAP. Tapi jika hal diatas tadi tidak terjadi kesepakatan antara Agen si Pemain dengan Manajement Team, dalam hal ini Team lah yang akan dirugikan karena telah mengontrak pemain dengan harga mahal dan hasil nihil..!! jika pengurus tidak mau disalahkan dalam hal mengontrak pemain, Pengurus juga harus terbukan dengan Publik pecinta setia PSAP, seperti kasus Stembiso.. kenapa sampai melewati pertandingan ke enam kemarin pemain asing tersebut belum bisa merumput? Ada apa ini.. Publik harus tau permasalahannya jika memang Pengurus PSAP tidak ingin disalahkan. Apakah Stembiso Cidera? Atau KITAS, ITC belum rampung? Jika ITC/KITAS belum turun, ini merupakan tanggung Jawab Agen Si Pemain. Kok bisa agen tidak bisa merampungkan ITC/KITAS sipemain sebelum kompetisi dimulai? Pengurus jangan hanya diam seribu bahasa, berikan Pressure kepada si Agen, jika limit waktu yang diberikan tidak juga ditepati, Pengurus harus tegas terhadap si Agen, ingat…. Mereka “bekerja” untuk PSAP SIGLI dan Bukan PSAP SIGLI “bekerja” untuk si pemain.. karena siapapun pemain tersbut Kepentingan Team lebih besar dari pada si Pemain.
Kalau dari segi kualiatas Pemain tidak banyak berubah, kenapa PSAP menjadi bulan-bulanan team lawan? Ada apa ini? Siapa yang belum mampu?? Anda yang baca tau jawabannya..

PELATIH
Arman dikenal karena sepak terjangnya bersama Champion Sigli yang malang melintang di turnamen TARKAM di Aceh. Apakah layak dengan ilmu yang pas-pasan tanpa partner Sehati dalam melatih team yang berkompetisi di liga Indonesia bisa membawa PSAP Sigli untuk berbicara banyak? Keberhasilan Arman selama ini dalam melatih banyak terbantu dengan kehadiran Anwar dalam meracik sesuatu team. Tentu kita masih ingat, bagaimana hingar bingar sepakbola Pidie 2007 meledak. Ketika itu duet “AA” anwar dan arman berhasil membawa team asal kerupuk muling menjuarai Divisi Satu Liga Indonesia 2007 dan lolos ke Divisi Utama. Saat itu sepakbola Pidie kembali bergairah.. namun selang setahun kemudian, Pasca ditinggal Duet “AA” tersebut, PSAP SIGLI kembali hancur dalam keikut sertaan mereka dikancah sepakbola nasional. Walaupun PSAP SIGLI berhasil merekrut pelatih berlabel nasional seperti, Kustiono, Sofyan Hadi hingga Bambang Nurdiansyah. PSAP SIGLI kembali menjadi bulan-bulanan team lawan baik saat main di Kuta Asan maupun saat Tandang. Disaat PSAP bernostalgia dengan pelatih kenamaan di Indonesia, Anwar dan Arman “bercerai” dengan mengambil jalan masing-masing. Arman saat itu membesut PSAB (ACEH BESAR) Anwar kembali membesut Persiraja dan PSSB Bireuen. Dengan hasil?? Public sepakbola di Aceh pasti tau apa yang terjadi dengan kedua duet tersebut. Arman Gagal membawa ekspetasi public Aceh Besar, sedangkan Anwar Berhasil Menggairahkan Publik Bireuen dan Koetaraja Persiraja. Kompetisi Musim 2010/2011 Arman kembali ke jajaran Kepelatihan PSAP, kali ini yang menjadi duetnya adalah mantan Striker TimNAs Indonesia 80-an Coach Bambang Nurdiansyah. Bambang yang disapa BangNur hanya bertahan beberapa pertandingan di PSAP. Dan saat itu M.Yasin atau yang lebih dikenal dengan nama KOLONEL merekrut kembali ANWAR di duetkan dengan ARMAN untuk menukangi PSAP di Kompetisi Divisi Utama 2010/2011. Dan hasilnya? Sepakbola Pidie kembali bergairah dengan kelolosan PSAP ke 8 besar di Tenggarong sebelum dihentikan sikap non fair play dari Pihak Mitra Kukar dan PANPEL serta “ bantuan” ANTV yang dalam hitungan jam membatalkan siaran LIVE antara PSAP Vs MITRA KUKAR. Yang membuat Publik sepakbola di Aceh umumnya dan Pidie khususnya mengecam sikap PANPEL yang telah mengerjai PSAP untuk kelolosan ke 4 besar di SOLO. Kembali kepermasalah Pelatih, yang menjadi pertanyaan dalam hati saya, kok bisa pelatih yang tidak memiliki license A Nasional bisa menukangi team dari ISL? ANWAR selama ini duduk manis sebagai “DIREKTUR TEHNIK” PSAP tanpa bisa mengunjungi pemain langsung untuk memberi arahan. Kami hanya ingin yang terbaik untuk PSAP, buanglah egoism kalian, mari merangkul tangan, bukakan hati untuk tekat mengembalikan PSAP ke titah klub yang disegani, walaupun hanya di Kuta Asan. Rekrut Kembali ANWAR, duetkan kembali mereka untuk hasil yang lebih baik. Tidak mudah dan murah merekrut pelatih berkualitas dan belum tentu in dengan kondisi PSAP. Rekrutlah yang sudah membuktikan kapasitas dengan kualitas mumpuni dan kuantitas yang cocok dengan kantong PSAP. REKRUT KEMBALI ANWAR…… Bersatulah…… Bersatulah……. Bersatulah… demi satu eksistensi Sepakbola Pidie melalui PSAP SIGLI.. WE RETURN, BECAUSE WE COULD..!!!

Saleum Aneuk Nanggroe
Ketua Harian Laskar Aneuk Nanggroe
Faisal.

EVALUASI PSAP SIGLI

Kamis, 19 Januari 2012

Oleh : Ketua Harian Laskar Aneuk Nanggroe


EVALUASI..
Duet Anwar & Arman kembali di inginkan publik Kuta Asan
Ini kata yang lazim sering diperdengarkan ke khalayak ramai, ketika sekelompok atau massa melihat ada yang kurang bahkan tidak baik terjadi kepada sesuatu yang mereka sukai bahkan yang mereka miliki terjadi ketidak beresan dalam hal pengeloloaan sesuatu hal.

Seisi stadion kuta asan, public menginstruksikan harus ada Evaluasi di Tubuh PSAP SIGLI, Ada yang menginginkan Evaluasi Pelatih, Pemain, manajement bahkan sangat nyaring terdengar Evaluasi PENGURUS PSAP..!!

Apa yang terjadi? Inilah yang menimbulkan pertanyaan dalam hati, kenapa PSAP harus berbenah?
Bagaimana tidak, enam pertandingan yang sudah dilakoni oleh Team Asal Kabupaten Pidie dikancah Liga elit sepakbola di tanah air atau yang bisa disebut ISL (Indonesia Super League) belum sekalipun team yang dibesut oleh Coach Arman menuai kemenangan bagi Kesebelasan PSAP SIGLI, dengan 4 kekalahan dan 2 hasil draw yang dihasilkan PSAP membuat team yang dulu dibesut oleh ANWAR terjerembab kedasar klasement ISL musim ini. Timbul pertanyaan dalam hati, kenapa bisa?

Ayoo kita pelajari dengan seksama dimana sebenarnya akar permasalahan yang terjadi ditubuh PSAP sehingga membuat team yang dimanajeri Nazaruddin ini sangat jauh dari harapan public sepakbola Pidie.

PEMAIN
Berbicara masalah pemain, kami rasa tidak ada yang terlalu jauh kualitas pemain yang ada musim ini dengan musim lalu, karena pilar-pilar PSAP masih diperkuat 85% pemain lama. Mulai dari Penjaga Gawang Raji Quba atau Fahkrul Razi, dilini pertahanan PSAP masih diperkuat oleh M.Ali, Bustami, Arifin Gununie Plus Rekrutan Anyar yang tampil lumayan memuaskan, Stoper asal Negeri Ginseng Korea Selatan, Lee. Untuk dua Sayap kiri dan Kanan masih dihuni oleh Lajang asal Makasar SUkman Suib dan Ikhwani Hasanuddin plus dilapisi si anak Hilang Hendra Saputra. Untuk posisi poros Gelandang masih juga ditempati Feri Komul, Riza Fandi dan dibantu oleh rekrutan asing Mfudo Cecil. 

Untuk lini depan PSAP memang masih merasa kehilangan sosok Goal Getter pada diri Osas Saha, namun yang perlu diketahui bersama adalah, PSAP tidak pernah mentransfer pemain Bintang untuk memperkuat PSAP, yang terjadi selama ini adalah PSAP tempat lahirnya Bintang Sepakbola ditanah air walaupun saat datang ke Team PSAP Pemain tersebut berstatus “terbuang” dari team lain. Manajement PSAP memang berhasil merekrut Dua Striker Asing untuk menjadi juru Gedor gawang lawan pada diri You Wok Jin, dan Sekou Camara. Namun hasilnya??? “hanya” You yang tampil lumayan walaupun belum memuaskan. Sedangkan Sekou Camara? Saya heran kenapa PSAP berani mengontrak pemain  yang dari Segi Fisiknya tidak memadai untuk menjadi Goal Getter PSAP, padahal pengurus sudah tau, malam sebelum PSAP menghadapi Persisam samarinda di Banda Aceh, Sekou terlihat sering sakit dan tidak fit. kenapa pengurus dengan berani untuk mengontrak Sekou! 

Padahal jejak rekam mantan punggawa di Liga Hongkong ini tidak lebih bagus dari talenta-talenta asal Pidie. Sebenarnya jika pengurus lebih jeli dan fasih serta tau detil kontrak pemain, Pengurus bisa mewarning dalam draf kontrak pemain sebelum dikontrak. Semisal Pemain Asing yang tidak bisa menunjukkan peningkatan permainan/kepuasan  pada pelatih/manajement team, atau pemain tidak bisa tampil konsisten dalam beberapa pertandingan, Manajement bisa mengeavaluasi Draft Kontrak dengan si Agen Pemain tersebut, dengan berbagai macam opsi seperti penurunan harga kontrak, pemotongan Gaji, atau yang paling kejam Dipecat tanpa mendapatkan sepeserpun dari PSAP. Tapi jika hal diatas tadi tidak terjadi kesepakatan antara Agen si Pemain dengan Manajement Team, dalam hal ini Team lah yang akan dirugikan karena telah mengontrak pemain dengan harga mahal dan hasil nihil..!! jika pengurus tidak mau disalahkan dalam hal mengontrak pemain, Pengurus juga harus terbukan dengan Publik pecinta setia PSAP, seperti kasus Stembiso.. kenapa sampai pertandingan ke enam kemarin pemain asing tersebut belum bisa merumput? Ada apa ini.. Publik harus tau permasalahannya jika memang Pengurus PSAP tidak ingin disalahkan. Apakah Stembiso Cidera? Atau KITAS, ITC belum rampung? 
Jika ITC/KITAS belum turun, ini merupakan tanggung Jawab Agen Si Pemain. Kok bisa agen tidak bisa merampungkan ITC/KITAS sipemain sebelum kompetisi dimulai? Pengurus jangan hanya diam seribu bahasa, berikan Pressure kepada si Agen, jika limit waktu yang diberikan tidak juga ditepati, Pengurus harus tegas terhadap si Agen, ingat…. Mereka “bekerja” untuk PSAP SIGLI dan Bukan PSAP SIGLI “bekerja” untuk si pemain.. karena siapapun pemain tersbut Kepentingan Team lebih besar dari pada si Pemain.
Kalau dari segi kualiatas Pemain tidak banyak berubah, kenapa PSAP menjadi bulan-bulanan team lawan? Ada apa ini? Siapa yang belum mampu?? Anda yang baca tau jawabannya..

PELATIH
Arman dikenal karena sepak terjangnya bersama Champion Sigli yang malang melintang di turnamen TARKAM di Aceh. Apakah layak dengan ilmu yang pas-pasan tanpa partner Sehati dalam melatih team yang berkompetisi di liga Indonesia bisa membawa PSAP Sigli untuk berbicara banyak? Keberhasilan Arman selama ini dalam melatih banyak terbantu dengan kehadiran Anwar dalam meracik sesuatu team. Tentu kita masih ingat, bagaimana ingar binger sepakbola Pidie 2007 meledak. Ketika itu duet “AA” anwar dan arman berhasil membawa team asal kerupuk muling menjuarai Divisi Satu Liga Indonesia 2007 dan lolos ke Divisi Utama. Saat itu sepakbola Pidie kembali bergairah.. namun selang setahun kemudian, Pasca ditinggal Duet “AA” tersebut, PSAP SIGLI kembali hancur dalam keikut sertaan mereka dikancah sepakbola nasional. Walaupun PSAP SIGLI berhasil merekrut pelatih berlabel nasional seperti, Kustiono, Hadi hingga Bambang Nurdiansyah. PSAP SIGLI kembali menjadi bulan-bulanan team lawan baik saat main di Kuta Asan maupun saat Tandang. Disaat PSAP bernostalgia dengan pelatih kenamaan di Indonesia, Anwar dan Arman “bercerai” dengan mengambil jalan masing-masing. Arman saat itu membesut PSAB (ACEH BESAR) Anwar kembali membesut Persiraja dan PSSB Bireuen. Dengan hasil?? 
Public sepakbola di Aceh pasti tau apa yang terjadi dengan kedua duet tersebut. Arman Gagal membawa ekspetasi public Aceh Besar, sedangkan Anwar Berhasil Menggairahkan Publik Bireuen dan Koetaraja Persiraja. Kompetisi Musim 2010/2011 Arman kembali ke jajaran Kepelatihan PSAP, kali ini yang menjadi duetnya adalah mantan Striker TimNAs Indonesia 80-an Coach Bambang Nurdiansyah. Bambang yang disapa BangNur hanya bertahan beberapa pertandingan di PSAP. Dan saat itu M.Yasin atau yang lebih dikenal dengan nama KOLONEL merekrut kembali ANWAR di duetkan dengan ARMAN untuk menukangi PSAP di Kompetisi Divisi Utama 2010/2011. Dan hasilnya? 

Sepakbola Pidie kembali bergairah dengan kelolosan PSAP ke 8 besar di Tenggarong sebelum dihentikan sikap non fair play dari Pihak Mitra Kukar dan PANPEL serta “ bantuan” ANTV yang dalam hitungan jam membatalkan siaran LIVE antara PSAP Vs MITRA KUKAR. Yang membuat Publik sepakbola di Aceh umumnya dan Pidie khususnya mengecam sikap PANPEL yang telah mengerjai PSAP untuk kelolosan ke 4 besar di SOLO. Kembali kepermasalah Pelatih, yang menjadi pertanyaan dalam hati saya, kok bisa pelatih yang tidak memiliki license A Nasional bisa menukangi team dari ISL? ANWAR selama ini duduk manis sebagai DIREKTUR TEHNIK PSAP tanpa bisa mengunjungi pemain langsung untuk memberi arahan. 

Kami hanya ingin yang terbaik untuk PSAP, buanglah egoism kalian, mari merangkul tangan, bukakan hati untuk tekat mengembalikan PSAP ke titah klub yang disegani, walaupun hanya di Kuta Asan. Rekrut Kembali ANWAR, duetkan kembali mereka untuk hasil yang lebih baik. Tidak mudah dan murah merekrut pelatih berkualitas dan belum tentu in dengan kondisi PSAP. Rekrutlah yang sudah membuktikan kapasitas dengan kualitas mumpuni dan kuantitas yang cocok dengan kantong PSAP. REKRUT KEMBALI ANWAR…… Bersatulah…… Bersatulah……. Bersatulah… demi satu eksistensi Sepakbola Pidie melalui PSAP SIGLI..
WE RETURN, BECAUSE WE COULD..!!!

***Faisal Abdullah Al Makki

Saling mengakui

Minggu, 15 Januari 2012

Arman
 KITA tak bisa pungkiri kehebatan Persipura Jayapura, Papua. Mereka sebagai juara bertahan ISL, memang layak menang dalam pertandingan ini. Meski kalah, pemain PSAP sudah tampil maksimal mengerahkan  segenap kemampuan. Atas perjuangan ini, kita mengucapkan terima kasih bagi pemain.
*** Arman Coach PSAP SIGLI





"KAMI sangat puas dengan hasil di kandang lawan. Karena, Persipura memenuhi ambisi untuk membawa poin penuh. Soal kekuatan tuan rumah, Soung Yong Lee dan kiper Fakhrurrazi layak menjadi bintang. Karena, kedua pemain ini sangat berperan dalam tarung itu. Lee begitu kokoh di bawah, sementara Fakhrurrazi tampil gemilang dalam mematahkan serangan kami di depan."
*** Jaksen F Tiago - Coach Persipura

"keperawanan" PSAP direnggut Boaz Cs

Boaz si pencetak Goal
SIGLI - Keinginan PSAP Sigli untuk mendulang poin penuh di kandang harus gagal setelah dibekap Persipura Jayapura, Papua, 0-1 dalam lanjutan kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2011-2012 di Stadion Kuta Asan, Sigli, Pidie, petang kemarin.

Gol kemenangan Mutiara Hitam (julukan Persipura) itu diciptakan elkapiten Boaz Salossa pada menit 33. Gol pemain kelahiran Sorong, Papua Barat itu berawal dari umpan crossing Yustinus Pae setelah melewati Sukman Suib. Sekali kontrol dengan dada, mantan bintang timnas tersebut langsung menghujamkan tendangan keras tanpa bisa diselamatkan Fakhrurrazi, kiper PSAP.

Gol semata wayang ke gawang PSAP akibat kesalahan passing center-bek tuan rumah, M Ali. Bola sepakannya berhasil dipatahkan oleh palymaker Persipura asal Liberia, Zah Rahan. Dengan cepat, Zah Rahan langsung memberikan umpan panjang kepada Yustinus Pae di sektor kiri. Usai melewati Sukman, Yustinus langsung melepaskan umpan diakhiri gol Boaz Salossa yang berhasil lepas dari kawalan Soung Young Lee.

Bagi Laskar Aneuk Nanggroe (julukan PSAP), ini merupakan kekalahan kandang ketiga. Hasil buruk ini memperpanjang rekor kekalahan di kandang bagi besutan Arman. Karena, sebelumnya PSAP juga menderita kekalahan saat melawan Persisam Samarinda (2-1), dan Mitra Kukar (3-2) di Stadion Lhong Raya, Banda Aceh.

Menyusul hasil buruk itu, PSAP harus duduk di papan bawah tepatnya di peringkat ke-16. Selain itu, rekor tidak terkalahkan PSAP musim lalu di bawah pelatih Anwar, pun ternoda oleh kehebatan sang juara bertahan Liga Super itu.

Pada laga kemarin, pertandingan dipimpin wasit Jerry Elly asal Bogor berjalan kurang berimbang. Penguasaan si kulit bundar lebih didominasi pemain Mutiara Hitam sejak kick-off. Boaz, Zah Rahan, Ian Luis Kabes, Ortizan Salossa, dan Alberto ‘Beto’ Gonzalves begitu merajalela.

Di sisi lain, kesalahan mendasar seperti salah kontrol dan passing dilakukan Ferry Komul, Wook Jin You, dan Sukman Suaib. Tak heran, si kulit bundar begitu gampang dicuri pemain tim tamu. Pilar PSAP di lini bawah seperti Soung Yong Lee, dan Bustami Aiyub kewalahan meredam serangan yang dibangun Boaz Solossa dkk.

Usai gol pertama, tim Persipura tercatat memiliki dua peluang emas hasil tendangan Boaz. Aksi individu pemain kelahiran 16 Maret 1986 nyaris menghasilkan gol. Beruntung, hentakan pemiliki kostum 86 ini masih bisa dimentahkan lewat aksi gemilang Fakhrurazi.

PSAP juga memiliki peluang menciptkan gol. Tapi, Sekou Camara dan Wook Jin You yang diplotkan sebagai straiker tidak mampu mendobrak lini bawah awak Persipura yang digalang Ricardo Salampessy, dan Bio Paulin. Melihat buruknya penampilan legiun asing, Sekou Camara, penonton pun melayangkan sumpah serapah karena kerap gagal menciptakan gol saat ada peluang. Sampai turun minum Persipura Jayapura unggul 1-0.

Di babak kedua, permainan masih dikendalikan Boaz Salossa cs. Serangan bertubi-tubi terus dilancarkan ke kubu PSAP. Sehingga, kiper PSAP Fakhrurazi kembali menjadi bulan-bulanan dari serangan Alberto Goncalve. Bahkan, pemain tamu nyaris mencetak gol melalui akselerasi Ian Louis Kabes setelah lepas dari kawalan Bustami. Beruntung, pada saat itu, Soung Yong Lee berhasil mengagalkannya. Lalu, tendangan Boaz juga nyaris membuahkan gol. Kala itu, Fakhrurrazi keluar dari gawangnya. Namun, bola tendangan Boaz berhasil diselamatkan Bustami yang berdiri di bawah mistar gawang. Hingga laga berakhir, Persipura unggul 1-0.(naz/c43)

susunan pemain
PSAP - Fakhrurrazi, Bustami, Soung Yong Lee, Muhammad Ali, Hendra Saputra/Ikhwani Hasanuddin, Sukman Suib, Riza Fandi, Fery Kumol /Abdul Faisal, Mathonsi Mfundo Cecil, Sekou Camara /Sayuti, Wook Jin You

Persipura - Yoo Jae Hoon, Bio Paaulin Pierre, Ricardo Salampessy, Ortizan Solossa, Yustinus Pae, Yohanes Tjoe/Cristian Uron, Gerald Pangkali, Boaz Solossa, Zah Rahan Kranggar/Lukas Mandowen, Alberto Goncalves/David Laly, Ian Louis Kabes

Bersatulah, Bersatulah, Bersatulah!

Rabu, 28 Desember 2011

Hingga kapan para pembina sepak bola Indonesia menyulut dendam? Hingga kapan adu argumen kosong terus didengungkan? Hingga kapan sikap pembenaran diri sendiri dipertahankan? Apakah sikap arogan seperti ini dibiarkan hingga membunuh sepak bola negeri ini?
Telah tiba waktunya untuk mengatakan: stop sampai di sini! Betul, yang bertikai adalah mereka yang mengatasnamakan pembina, tapi sesungguhnya sepak bola itu milik seluruh masyarakat. Perselisihan di tingkat elite tidak boleh mengorbankan kepentingan umum.
Apa pun alasannya, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin dan seluruh jajarannya adalah sah. Mereka dipilih melalui kongres yang berlangsung secara terbuka di Solo, Juli lalu. Djohar dan kawan-kawan sudah melaporkan dan diterima secara baik oleh FIFA dan AFC, dua lembaga tertinggi sepak bola dunia dan Asia. PSSI era baru yang menumbangkan rezim Nurdin Halid cs. yang dianggap buruk itu telah mulai bekerja dengan gigih.
Awalnya berjalan penuh optimistis. Lihatlah bagaimana tim nasional senior kita dapat melewati hadangan Turkmenistan dan lolos ke penyisihan grup kualifkasi Piala Dunia 2014. Namun, ketika harapan dilambungkan, Indonesia malah menjadi bulan-bulanan Iran, Qatar, dan Bahrain, dan belum satu poin pun diraih.
Tidak apa-apa sebab kita masih memiliki timnas U-23 di bawah pelatih Rahmad Darmawan (RD). Garuda Muda ini tampil memikat saat turun di SEA Games. Titus Bonai cs. melaju hingga final. Sayang, Malaysia keluar sebagai kampiun melalui adu tendangan penalti.
Rupanya kehidupan harmonis keluarga baru PSSI itu hanya tampak luar. Di dalam rumah tangga telah terjadi gontok-gontokan hebat yang menimbulkan sikap saling curiga. Hanya dalam waktu seumur jagung, para pengurus PSSI terbelah dua.
Ibarat berlayar dalam satu perahu, para pengurus mendayung dengan gigih tapi ke arah yang berlawanan. Berkutat di tempat, tidak membawa dampak baik dan bahkan konflik internal menjadi konsumsi publik.
Pengurus inti PSSI, dalam hal ini 11 anggota Komite Eksekutif (komek) yang terpilih oleh kongres, bertikai. Satu di kubu Djohar dan satu lagi dimotori La Nyalla Mattalitti seolah menjadi matahari dan bulan yang terpisah jauh dan tak mungkin bersatu.
Sedemikian parahkah konflik internal itu? Faktanya demikian dan malah berkembang menjadi pertarungan adu kekuatan dan pengaruh kepada ratusan anggota. Perselisihan semakin kental dan saling mengklaim diri sebagai pihak yang paling benar dan legal di mata hukum.
Konflik di pucuk pimpinan diperparah lagi dengan bergulirnya Liga Super Indonesia (LSI). Kompetisi ini dinilai ilegal karena PSSI sudah memiliki Liga Primer Indonesia (LPI). Mayoritas pemilik klub memilih LSI karena dinilai masih sah sebagai produk Kongres Bali yang belum dicabut.
***
Djohar yang diragukan ketegasan mengambil keputusan akhirnya unjuk gigi. Seluruh produk LSI secara pukul rata dianggap melanggar aturan PSSI. Artinya, harus dikenakan hukuman. Hak pemain LSI dicabut dari kesempatan membela timnas Indonesia.
Pemilik klub, pemain, pelatih, dan para suporter berang. Keputusan PSSI dinilai tidak tepat dan terkesan arogan. Karena itu mereka berkumpul dan melakukan rapat-ria untuk menelorkan sikap: lakukan penggantian pengurus PSSI.
Semakin parah. Prestasi sepak bola kita belum menunjukkan tanda-tanda positif, tapi malah asyik berkelahi tidak karuan. Ini menunjukkan bahwa kita memang belum dewasa menerima perbedaan, mirip di lapangan yang mudah tersulut emosi.
Mengherankan juga ya, bagaimana para pengurus sepak bola dari berbagai daerah tiba-tiba berkumpul di hotel bintang lima di Jakarta. Tidak kepalang tanggung karena para 'pemberontak' di luar PSSI ini menyebut dukungan dari 452 anggota. Siapa ya yang menyediakan biaya besar itu?
Urun rembuk ini dinamai Rapat Akbar Sepak Bola Nasional. Dalam pertemuan itu tercetus tuntutan Kongres Luar Biasa (KLB). Hasil rapat ini segera disampaikan kepada Djohar di kantor PSSI, tapi tidak berhasil karena sang ketua sedang berada di Jepang.
Pada saat bersamaan, PSSI yang sah melakukan silaturahmi dengan pengurus pengprov dan klub di Semarang. Walau terkesan sepi peserta, setidaknya tetap melakukan tindakan temu anggota.
Konflik sudah terbuka. Tidak ada lagi retorika yang dapat menjelaskan posisi masing-masing. Agar jangan sampai menghancurkan semua tembok, segeralah rela membuka diri. Djohar cs. tidak boleh lagi tutup mata melihat kenyataan. Begitu juga La Nyalla cs. harus menahan diri dan bersedia berdebat secara cerdas.
Dalam tulisan terdahulu saya berharap campur tangan Jusuf Kalla dan Andi Mallarangeng. Minggu ini saya mengajukan mantan gubernur DKI, Sutiyoso, dan mantan Menpora Adhyaksa Dault untuk turun tangan mengurai benang kusut ini.
Secara legal formal, Djohar adalah sah memimpin PSSI. Hanya, apa suara anggota tidak lagi didengar? Ketika anggota ingin curhat dan berdiskusi mencari jalan keluar, kenapa ditampik? Jika merasa benar, tidak perlu khawatir didepak.
Berempat atau salah satu dari JK, Andi, Bang Yos, Adhyaksa harus rela menyediakan waktu menjadi penengah. Sepak bola dalam keadaan gawat dan butuh diselamatkan. Harus ada tokoh kuat untuk menyalakan pipa perdamaian.
Merebut kekuasaan melalui revolusi akan melahirkan revolusi baru. Karena itu, setiap orang dituntut mau mengalah untuk mencapai mufakat. Tidak ada orang sempurna di muka bumi ini, yang ada hanyalah berusaha sempurna.
Siapa yang mau berusaha sempurna? Guna menciptakah suasana kondusif, maka bersatulah. Beri ruang kepada orang bijak agar merapatkan persamaan dan mempersempit ruang perbedaan.
Sekali lagi, jangan biarkan sepak bola Indonesia hancur lebur. Jadi, bersatulah!
ian@bolanews.com
(Dikutip dari Rubrik Catatan Ringan Tabloid BOLA No. 2.289 terbit 22 Desember 2011)

Mengenai Saya

Foto saya
Sigli, Aceh, Indonesia
 

© Copyright THE LAN 2007 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.