News Update :
Faisal Abdullah Al Makki. Diberdayakan oleh Blogger.

TheLAN Actions

FIFA KLASEMEN

Bersatulah, Bersatulah, Bersatulah!

Rabu, 28 Desember 2011

Hingga kapan para pembina sepak bola Indonesia menyulut dendam? Hingga kapan adu argumen kosong terus didengungkan? Hingga kapan sikap pembenaran diri sendiri dipertahankan? Apakah sikap arogan seperti ini dibiarkan hingga membunuh sepak bola negeri ini?
Telah tiba waktunya untuk mengatakan: stop sampai di sini! Betul, yang bertikai adalah mereka yang mengatasnamakan pembina, tapi sesungguhnya sepak bola itu milik seluruh masyarakat. Perselisihan di tingkat elite tidak boleh mengorbankan kepentingan umum.
Apa pun alasannya, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin dan seluruh jajarannya adalah sah. Mereka dipilih melalui kongres yang berlangsung secara terbuka di Solo, Juli lalu. Djohar dan kawan-kawan sudah melaporkan dan diterima secara baik oleh FIFA dan AFC, dua lembaga tertinggi sepak bola dunia dan Asia. PSSI era baru yang menumbangkan rezim Nurdin Halid cs. yang dianggap buruk itu telah mulai bekerja dengan gigih.
Awalnya berjalan penuh optimistis. Lihatlah bagaimana tim nasional senior kita dapat melewati hadangan Turkmenistan dan lolos ke penyisihan grup kualifkasi Piala Dunia 2014. Namun, ketika harapan dilambungkan, Indonesia malah menjadi bulan-bulanan Iran, Qatar, dan Bahrain, dan belum satu poin pun diraih.
Tidak apa-apa sebab kita masih memiliki timnas U-23 di bawah pelatih Rahmad Darmawan (RD). Garuda Muda ini tampil memikat saat turun di SEA Games. Titus Bonai cs. melaju hingga final. Sayang, Malaysia keluar sebagai kampiun melalui adu tendangan penalti.
Rupanya kehidupan harmonis keluarga baru PSSI itu hanya tampak luar. Di dalam rumah tangga telah terjadi gontok-gontokan hebat yang menimbulkan sikap saling curiga. Hanya dalam waktu seumur jagung, para pengurus PSSI terbelah dua.
Ibarat berlayar dalam satu perahu, para pengurus mendayung dengan gigih tapi ke arah yang berlawanan. Berkutat di tempat, tidak membawa dampak baik dan bahkan konflik internal menjadi konsumsi publik.
Pengurus inti PSSI, dalam hal ini 11 anggota Komite Eksekutif (komek) yang terpilih oleh kongres, bertikai. Satu di kubu Djohar dan satu lagi dimotori La Nyalla Mattalitti seolah menjadi matahari dan bulan yang terpisah jauh dan tak mungkin bersatu.
Sedemikian parahkah konflik internal itu? Faktanya demikian dan malah berkembang menjadi pertarungan adu kekuatan dan pengaruh kepada ratusan anggota. Perselisihan semakin kental dan saling mengklaim diri sebagai pihak yang paling benar dan legal di mata hukum.
Konflik di pucuk pimpinan diperparah lagi dengan bergulirnya Liga Super Indonesia (LSI). Kompetisi ini dinilai ilegal karena PSSI sudah memiliki Liga Primer Indonesia (LPI). Mayoritas pemilik klub memilih LSI karena dinilai masih sah sebagai produk Kongres Bali yang belum dicabut.
***
Djohar yang diragukan ketegasan mengambil keputusan akhirnya unjuk gigi. Seluruh produk LSI secara pukul rata dianggap melanggar aturan PSSI. Artinya, harus dikenakan hukuman. Hak pemain LSI dicabut dari kesempatan membela timnas Indonesia.
Pemilik klub, pemain, pelatih, dan para suporter berang. Keputusan PSSI dinilai tidak tepat dan terkesan arogan. Karena itu mereka berkumpul dan melakukan rapat-ria untuk menelorkan sikap: lakukan penggantian pengurus PSSI.
Semakin parah. Prestasi sepak bola kita belum menunjukkan tanda-tanda positif, tapi malah asyik berkelahi tidak karuan. Ini menunjukkan bahwa kita memang belum dewasa menerima perbedaan, mirip di lapangan yang mudah tersulut emosi.
Mengherankan juga ya, bagaimana para pengurus sepak bola dari berbagai daerah tiba-tiba berkumpul di hotel bintang lima di Jakarta. Tidak kepalang tanggung karena para 'pemberontak' di luar PSSI ini menyebut dukungan dari 452 anggota. Siapa ya yang menyediakan biaya besar itu?
Urun rembuk ini dinamai Rapat Akbar Sepak Bola Nasional. Dalam pertemuan itu tercetus tuntutan Kongres Luar Biasa (KLB). Hasil rapat ini segera disampaikan kepada Djohar di kantor PSSI, tapi tidak berhasil karena sang ketua sedang berada di Jepang.
Pada saat bersamaan, PSSI yang sah melakukan silaturahmi dengan pengurus pengprov dan klub di Semarang. Walau terkesan sepi peserta, setidaknya tetap melakukan tindakan temu anggota.
Konflik sudah terbuka. Tidak ada lagi retorika yang dapat menjelaskan posisi masing-masing. Agar jangan sampai menghancurkan semua tembok, segeralah rela membuka diri. Djohar cs. tidak boleh lagi tutup mata melihat kenyataan. Begitu juga La Nyalla cs. harus menahan diri dan bersedia berdebat secara cerdas.
Dalam tulisan terdahulu saya berharap campur tangan Jusuf Kalla dan Andi Mallarangeng. Minggu ini saya mengajukan mantan gubernur DKI, Sutiyoso, dan mantan Menpora Adhyaksa Dault untuk turun tangan mengurai benang kusut ini.
Secara legal formal, Djohar adalah sah memimpin PSSI. Hanya, apa suara anggota tidak lagi didengar? Ketika anggota ingin curhat dan berdiskusi mencari jalan keluar, kenapa ditampik? Jika merasa benar, tidak perlu khawatir didepak.
Berempat atau salah satu dari JK, Andi, Bang Yos, Adhyaksa harus rela menyediakan waktu menjadi penengah. Sepak bola dalam keadaan gawat dan butuh diselamatkan. Harus ada tokoh kuat untuk menyalakan pipa perdamaian.
Merebut kekuasaan melalui revolusi akan melahirkan revolusi baru. Karena itu, setiap orang dituntut mau mengalah untuk mencapai mufakat. Tidak ada orang sempurna di muka bumi ini, yang ada hanyalah berusaha sempurna.
Siapa yang mau berusaha sempurna? Guna menciptakah suasana kondusif, maka bersatulah. Beri ruang kepada orang bijak agar merapatkan persamaan dan mempersempit ruang perbedaan.
Sekali lagi, jangan biarkan sepak bola Indonesia hancur lebur. Jadi, bersatulah!
ian@bolanews.com
(Dikutip dari Rubrik Catatan Ringan Tabloid BOLA No. 2.289 terbit 22 Desember 2011)

La Nyala: Rapat Malam ini Untuk Siapkan KLB

Minggu, 18 Desember 2011

La Nyalla Mattaliti
Jakarta - Anggota Komite Eksekutif PSSI La Nyala Mattalitti memastikan bahwa pertemuan yang digagasnya malam ini dimaksudkan untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mengubah kepengurusan PSSI saat ini.

Hal itu dikatakan La Nyala kepada wartawan sebelum memulai pertemuan di Hotel Pullman, Jakarta, Minggu (18/12/2011) malam.

Ia mengatakan, rapat ini diikuti oleh 480 anggota PSSI dari 27 Pengurus Provinsi (Pengprov), dengan tujuan membentuk apa yang disebut dengan "Komite Penyelamat", yang diberikan mandat untuk menjalankan KLB.

"Kami sudah memiliki surat dukungan dari ketua dan sekretaris klub sebagai rekomendasi kepada PSSI untuk menjalankan KLB. Jika mereka tidak mau, Komite Penyelamat yang akan mengurusnya," demikian La Nyala.

"Komite Penyelamat" tersebut, sambung dia, akan terdiri dari anggota Komite Eksekutif, Pengprov, pelatih, dan klub.

"Agenda KLB adalah mengubah kepengurusan yang ada, harus digelar paling lambat tiga bulan ke depan. Kami sudah memberi amanat, tapi mereka tidak mau menjalankan," tukasnya.

Rencananya rapat ini akan dilangsungkan sampai pukul 10 malam ini, dilakukan secara terbuka dan diliput oleh pers.

Mercury Jadi Penghalang

Minggu, 11 Desember 2011

HASRAT publik Pidie untuk menyaksikan langsung kiprah PSAP Sigli di Stadion Kuta Asan, tampaknya belum akan terwujud dalam waktu dekat. Belum selesainya renovasi Stadion Kuta Asan mengakibatkan
 laga kandang ketiga ‘Laskar Aneuk Nanggroe’ saat menjamu PSMS Medan dalam lanjutan Indonesian Super League (ISL) musim 2011/2012, masih akan pindah ke Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh. Badan Pelaksana (Banpel) PSAP, Drs Mukhlis yang dihubungi Serambi, kemarin, mengatakan, ganjalan utama dalam renovasi Stadion Kuta Asan adalah pemasangan lampu menerang (mercury). 
Pasalnya, dana untuk pengadaan dan pemasangan mercury sebanyak 120 unit tersebut mencapai Rp 500 juta. “Sampai sekarang, dana untuk mercury ini tak ada. Kami telah kita minta dukungan Pemkab Pidie dan pihak ketiga,

tapi belum ada ada tanda-tanda kejelasannya sehingga tenggat waktu untuk siap dalam satu pekan mendatang sebelum menjamu PSMS Medan, sepertinya sulit terwujud,” ujarnya. Kecuali mercury yang menjadi ganjalan besar, kata Mukhlis, beberapa item lain telah direhab seusai dengan petunjuk Badan Liga Indonesia (BLI). “Kami pun tetap mengusahakan usai dua laga tandang ke luar daerah, pemasangan lampu berkekuatan 120.000 watt ini bisa terwujud sesuai dengan tuntutan pihak penyelenggara ISL. Yang jelas, untuk pemasangan lampu bercahaya tinggi itu harus kita order terlebih dahulu. Karena biayanya tergolong tinggi,” demikian Mukhlis.(c43)

Laskar Aneuk Nanggroe: Benahi PSAP...!!!

Jumat, 09 Desember 2011

Sekjen Laskar Aneuk Nanggroe - Muchlis
* Dikalahkan Mitra Kukar 2-3
* Partai Kedua ISL di Lhong Raya

BANDA ACEH - PSAP Sigli kembali menelan kekalahan kedua dengan skor 2-3 di pentas Indonesia Super League (ISL) musim 2011/2012. Kali ini, Mitra Kukar, Kutai Kartanegera, Kalimantan Timur (Kaltim) yang menjadi penakluk tuan rumah di depan ribuan bolamania Aceh yang memadati Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Kamis (8/12) sore.

Kekalahan kedua di kandang sendiri langsung mendapat sorotan tajam dari suporter yang menamakan diri ‘The LAN’ (Laskar Aneuk Nanggroe). Mereka mendesak agar manajemen segera berbenah dalam berbagai aspek, terutama dengan penentuan pelatih kepala dan memperkuat tim dengan pemain yang punya skill. “Kita mendesak manajemen tim untuk menentukan pelatih kepala guna mendampingi pelatih Arman,” ujar Sekjen ‘The LAN’, Muchlis Benzema kepada Serambi, kemarin.

Para suporter, kata Muckhlis, juga mendesak agar secepatnya dirampungkan renovasi Stadion Kuta Asan Sigli. Karena stadion itu merupakan zona angker bagi semua tim lawan yang berlaga di Sigli. “Stadion Kuta Asan juga memudahkan pendukung PSAP yang berada di daerah sendiri untuk datang memberi semangat bagi pemain,” ujarnya.

Di sisi lain, kata Muchlis, para suporter tetap bangga dan puas dengan perjuangan mati-matian pemain PSAP. Kekalahan ini tak membuat semangat suporter kendur dalam memberi dukungan. Justru dengan kondisi seperti ini, ‘The LAN’ tetap eksis memberi dukungan moral. Karena harus diakui secara kelas pemain PSAP jauh beda dengan tim lawan yang bertabur bintang timnas. “Kami yakin kita tetap merebut kemenangan di pertandingan mendatang,” ungkapnya.

Pertandingan kemarin diawali hening cipta yang dipimpin Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Banda Aceh, Qamaruzzaman Haqni untuk korban penembakan di Aceh Utara dan runtuhnya jembatan Mahakam di Kutai Kartanegara.

Sebenarnya, ribuan bolamania yang memadati stadion sudah merasakan isyarat kemenangan yang bakal diraih PSAP. Ini terlihat jelas saat pasukan Arman langsung unggul melalui sundulan Mathonsi Mfundo Cecil setelah memanfaatkan tendangan bebas Sukman Suaib. Bahkan gemuruh penonton kembali pecah setelah Abdul Faisal menaklukkan kiper Hendro Kartiko di menit 35 usai menerima umpan Sayuti di areal kotak penalti.

Tapi efouria publik tuan rumah berantakan setelah sundulan Hamka Hamzah mampu membobol gawang PSAP yang dikawal Fakhrurrazi di menit 42. Pemain timnas itu memanfaatkan tendangan bebas Ahmad Bustomi di sayap kiri. Malapetaka kembali menimpa PSAP setelah sundulan Jajang Mulyana di menit 44 mampu menyamakan kedudukan 2-2. Uniknya gol ini juga bermula dari tendangan bebas pemain timnas Ahmad Bustomi tak jauh dari lahirnya gol perdana.

Bermain di babak kedua, Mitra Kukar mulai fokus menekan pertahanan PSAP. Hanya butuh waktu dua menit, giliran pemain timnas Arif Suyono yang menjadi pahlawan Mitra Kukar membobol gawang PSAP. Keunggulan tim tamu tak terkejar hingga Wasit Yandri dari Jakarta mengakhiri pertandingan.(hd/c43)  

Final tournament draw Kyiv, Ukraine – Friday 2 December 2011, 18.00CET

Jumat, 02 Desember 2011

Location Final Draw UERO
Holders Spain will face Italy, Republic of Ireland and Croatia in Group C of UEFA EURO 2012 after Friday's final tournament draw at the Palace of Arts in Kyiv, Ukraine.
The draw also threw up a tournament-opening game for Poland against the UEFA EURO 2004 winners Greece at the National Stadium Warsaw on 8 June. Poland, pre-designated the seeded team in Group A, also have the prospect of central and eastern European derbies with the Czech Republic and Russia respectively.
For the other co-host nation, who were seeded first in Group D, there are equally enticing challenges in store in six months' time: Ukraine will take on the might of Sweden, France and England. There also promises to be no quarter given in Group B where three former European champions – the Netherlands, Denmark and Germany – will come up against Portugal, the runners-up in 2004, in what is the toughest-looking section.
Draw
Group A (Warsaw/Wroclaw)

Poland (co-hosts)
Greece
Russia
Czech Republic
Group B (Kharkiv/Lviv)Netherlands
Denmark
Germany
Portugal
Group C (Gdansk/Poznan)Spain
Italy
Republic of Ireland
Croatia
Group D (Kyiv/Donetsk)
Ukraine (co-hosts)
Sweden
France
England

Siapa Sebenarnya Perusak Sepakbola Kita?

Kamis, 01 Desember 2011


Utak –utik siapa sebenarnya perusak sepak bola nasional kita , kelompok LPI dengan Djohar& AP CS atau kelompok LSI dengan Djoko Driyono & NB CS ???
Mari kita diskusikan secara cermat, obyektif dan fair sesuai fakta fakta dan track record yang ada :
Suporter Indonesia
Persamaan LPI dan LSI
- Sama sama membuat liga tandingan karena kecewa dengan kepemimpinan di era nya masing masing
- Sama sama tidak diakui FIFA dan AFC. Dan sama sama kompetisi Ilegal menurut PSSI di eranya masing masing
- “Mungkin” keduanya sama sama bermuatan politis
Perbedaan LPI dan LSI
A. Dulunya LPI membuat liga tandingan karena kecewa dengan kepemimpinan PSSI era Nurdin / Djoko Driyono CS , dan apa yang membuat mereka kecewa ??? yaitu pelanggaran2 dari yg ringan sampai pelanggaran berat/ major, selama memimpin 2 periode ( kurang lebihnya ada 12 items):
1. Melanggar telak statuta FIFA pasal 33 yang berisi larangan untuk menjadi anggota organisasi sepak bola bagi orang yang pernah terjerat kasus kriminalitas.
2. Menentang peringatan Presiden FIFA , Sepp Blatter utk segera mengganti Nurdin dan memelintir statuta FIFA / pembohongan publik , ini juga pelanggaran telak thd Statuta FIFA/PSSI
3. Suap dan pengaturan skor merajalela, terutama di PSSI daerah, wilayah Divisi Utama , Divisi I, II,III.
4. Laporan pertanggung jawaban APBN dan PT LI sebagai pengelolah liga yang tidak transparan , bahkan tidak mau di audit., Keuangan dari APBN ,hasil tiket , sponsor , hak siar TV , denda2 klub dari komdis entah kemana laporannya??
5. Hutang puluhan milyar tanpa jelas untuk apa? kemana arahnya ? tidak ada laporannya?
6. Prestasi teamnas yang terus merosot / Peringkat FIFA yg turun terus
7. Pertama kali gagal lolos ke putaran final piala asia 2011 sejak tahun 1996
8. Praktis selama 8 tahun kepemimpinan Nurdin dan Djoko driyono CS ( 2 periode), tidak ada satupun prestasi diukir team nasional. Bahkan pernah teamnas U-21 pernah dikalahkan oleh Laos team terlemah di asia tenggara.
9. Fairplay yang sangat rendah , pertandingan dikompetisi LSI pernah diulang sampai 4 X , hanya untuk menyelamatkan klub Pelita jaya dari jurang degradasi ; beberapa klub selalu mendapat penalty ; menit terakhir injury time Arema V Persebaya , tidak ada pelanggaran berarti apapun , tetapi wasit olihadi dari tangerang meniup pluit menunjuk titik putih untuk Arema.
10. Pencarian bakat dan bibit muda yang sangat minim
11. Kompetisi dengan ijin kepolisian selalu susah , bentrokan antar supporter sering terjadi
12. PSSI LSI Sering mengadakan Kongress tertutup, sampai2 wartawan saja di larang masuk , apa yang ditutup tutupi ??
B. LSI membikin liga tandingan karena kecewa dengan LPI dan Djohar CS karena , ( hanya 2 items) :
1. Katanya LPI melanggar statuta dan Kongres Bali tentang 6 klub “gratisan” yang akan ikut kompetisi level tertinggi, faktanya padahal sudah jelas, di statuta tidak ada sangkut pautnya dengan jumlah peserta kompetisi , tetapi statuta membahas peserta kongress , utk lebih jelasnya silahkan lihat Pasal 23 : Peserta Kongress
Kongress diikuti 108 ( seratus delapan) peserta sebagai berikut :
a. 18 (delapan belas ) peserta dari klub klub super Liga ; satu suara setiap peserta.
Dan juga pihak FIFA dan AFC juga tidak mempermasalahkan jumlah klub , mereka menjelaskan untuk berkompetisi minimum 10 klub dan maximum terserah asalkan bisa memanagenya.
2. PSSI tidak lagi mengakui PT LI sebagai pengelola kompetisi
- Mengapa PT LI dicabut mandatnya selaku pengelola kompetisi : Alasannya PSSI sama sekali tidak pernah mendapatkan hasil Audit dan Laporan dari PT LI , dimana banyak terjadi defisit dan hutang puluhan milyaran akibat roda kompetisi sebelumnya yg dikelola PT LI ( CEOnya Djoko Driyono & Andi DT) ,
Dalam hal ini PT LI ( Djoko driyono & Andi D T) sama sekali tidak mau di audit dan hasil Laporannya entah tidak jelas kemana ???
Bagaiimana mau hand over ?? kalau defisitnya tanpa pertanggung jawaban yang Jelas , Untuk itu PSSI dengan EXCOnya membentuk PT LPPI sebagai pengelola baru IPL
( Lihat statuta PSSI Pasal I , ayat 2 berbunyi , Badan Pengelola Liga Indonesia dibentuk oleh EXCO utk melakukan pengelolahan dan pendayagunaan kompetisi nasional)
Dari hanya 2 item diatas, sama sekali tidak ada satupun kekecewaan kelompok LSI yang melanggar statuta , Lho??? Terus mengapa bikin LSI Liga tandingan ??? Silahkan jawab sendiri..
C. Dulu LPI dalam menjalankan kompetisinya, klub2 itu murni kecewa dg PSSI LSI era Nurdin &Djoko Driyono CS ( yaitu klub Persebaya , Persema , Persibo dan PSM, ) dan LPI sama sekali tidak mengganggu atau menggerilya klub2 anggota PSSI LSI lainnya untuk bergabung dengan kompetisnya LPI, melainkan LPI lebih fair dengan membuat klub2 PT baru berbadan hukum konsorium seperti Manado united , Bali FC , Cendrawasih Papua , Semarang United , Bogor FC , Batavia FC , Aceh United dsb , sehingga praktis hanya klub Persebaya saja yag terjadi dualisme
D. Kalau LSI dalam menjalankan kompetisinya adalah mengganggu /menggerilya klub klub anggota PSSI yg sudah mau akan bergabung ke LPI , dan, hasilnya Persipura , Mitra Kukar , Persib bandung , PSMS medan yang sudah hampir pasti bergabung dengan LPI pada, akhirnya membelot lebih memilih LSI dan juga banyak klub2 besar menjadi korban dualisme,hasil gerilyanya LSI ( Arema, Persija , PSMS medan , bahkan Persib pun hampir saja terjadi dualisme)
E. LPI dulunya mendapat persetujuan dari BOPI dan Menteri Olahraga ,
F. Sedangkan LSI sampai sekarang tidak mendapat persetujuan BOPI kecuali ttd perijinan yg ditanda tangani oleh ketua PSSI, dan Menteri Olahraga .
G. Dulu ketika kompetisi LPI berjalan, semua pihak LPI mendapat sangsi berat dari PSSI LSI era NB cs , baik itu klub , management ,pemain, pelatih, wasit , perangkat pertandingan bahkan certifikat kepelatihan dari AFC , FIFA pun tidak diakui ? apa wewenangnya PSSI ?? dan sampai urusan immigrasi pun PSSI LSI Nurdin/Djoko Driyono CS ikut campur tangan agar pemain asing yg bermain di LPI dicekal tidak boleh bermain.
H.PSSI LPI Era Djohar CS lebih bijak, hanya klub LSI dan management yg mendapat sangsi, tetapi pemain masih diberi kesempatan bermain di teamnas meskipun ikut liga ilegal.
I. Semua klub2 LPI tanpa terkecuali benar- benar melangkah menuju Sepak bola industri, tanpa APBD uang
J. Di LSI Djoko driyono CS , ada sebagian klub2 LSI yang masih ingin mendapatkan dana APBD untuk pembiayaan klubnya .( Persiba , Persisam , Persidafon , Persiwa wamena, Persipura ) mereka berkedok ikut kompetisi Profesional tapi masih menginginkan uang rakyat.
K. Dulunya Selama LPI berkompetisi , LPI tidak sekalipun mengganggu jalannya pertandingan kompetisi LSI, baik Hari dan Tempat jadwalnya diatur supaya tidak bersamaan/ bertabrakan dengan Kompetisi LSI.
L. Di LSI sengaja mencoba untuk mengganggu jalannya kompetisi LPI yg baru mulai, yaitu dengan cara menyamakan Jadwal/ tanggal hari dan tempat yg sama saat klub LPI bermain dengan mengadakan turnament pertandingan Inter land cup dipapua , dan turnament segitiga Persija, Sriwijaya , PSMS, diJakarta Dan hasilnya ada beberapa pertandingan LPI yang gagal dilaksanakan.
M. Dulunya LPI ditentang keras PSSI LSI era Nurdin/Djoko Driyono Cs , karena menggelar liga tandingan dan berteriak keras takut akan sangsi FIFA.
N. Sekarang mereka sendiri LSI kembali menjilat ludahnya sendiri , juga menggelar liga tandingan , tanpa peduli juga takut sangsi FIFA
O. Ketika LPI Djohar CS “menggratiskan” PSMS medan masuk ke kompetisi level tertinggi , LSI Djoko Driyono CS bersuara lantang dan menentang keras.
P.Kini LSI Djoko Driyono CS menjilat ludahnya sendiri lagi dengan memasukan team gratisan juga PSMS medan dan Gresik United ke kompetisi LSI level tertinggi.
Q.Saat sekarang LPI manual liga dan jadwalnya masih amburadul
R.Untuk LSI saat sekarang Manual liga dan jadwalnya belum direlease, bisa jadi sama-sama amburadulnya dengan LPI , tetapi bisa jadi akan lebih baik dan bagus dari LPI, wait and see aja…
S. Dulu semua pertandingan LPI , mendapat ijin dari kepolisian dan pertandingan lancar2 saja tanpa kendala berarti
T. Sekarang Pertandingan LSI , katanya sudah mendapat persetujuan dan ijin dari polisi ,tetapi belum terbukti pelaksanaannya , wait and see saja
U. LPI kecewa dan membuat Liga tandingan karena acumulatif selama 8 tahun (2 periode) , kompetisi berjalan tidak fair ,pelanggaran berat statuta.
V. LSI kecewa dan membuat liga tandingan , padahal PSSI era Djohar CS baru berumur 5 bulan ,dan kompetisi belum dimulai dan hanya 2 item yg menurut penulis bukan suatu pelanggaran berat yang menjadi alasannya mereka untuk menggelar LSI Liga tandingan , itupun 2 item minor tsb , belum jelas alasan yang konkret dan dasar hukumnya apa ??? apakah pantas menggelar Liga tandingan hanya karena 2 item minor tsb dan kompetisi belum mulai sudah mendapat penilaian lebih dengan raport merah semua??
Dari data-data dan fakta diatas (items A sampai V) seharusnya kita bisa membandingkan dan menyimpulkan sendiri siapa yang memiliki nilai positif yg lebih dan siapa yang memiliki nilai negatif yg lebih banyak atau kelompok mana yg benar2 menyuarakan perubahan dan kelompok mana yg menjadi perusak Sepak Bola nasional kita ??
Kita jangan sampai terjebak dengan kelompok2 tertentu, tetapi sebagai suporter kita harus tetap kritis dan bisa melihat secara obyektif dan fair fakta2 yang ada, kelompok mana yg banyak minusnya dan kelompok mana yg banyak positifnya ?
Kalaupun kedua kelompok tsb semuanya jauh dari sempurna , setidaknya kita bisa mensupport sekaligus mengkritisi kelompok mana yg terbaik diantara dua kelompok tsb,dan tentunya kelompok yg mempunya fakta dan track record nilai positifnya yang lebih banyak !
Dan Yang terpenting juga , kelompok yang benar2 menyuarakan perubahan , juga masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan2 yg harus trus dikritisi…agar kinerjanya lebih baik lagi demi persepakbolaan nasional kita menuju era Industri Sepak bola !!!

Mengenai Saya

Foto saya
Sigli, Aceh, Indonesia

Arsip Blog

 

© Copyright THE LAN 2007 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.