News Update :
Faisal Abdullah Al Makki. Diberdayakan oleh Blogger.

TheLAN Actions

FIFA KLASEMEN

Kuta Asan, kami gak akan Pernah tergantikan!

Minggu, 24 April 2011



Kehadiran TheLAN musim ini untuk mendukung PSAP SIGLI ternyata disambut hangat oleh komunitas Suporter Pecinta Sepabola Pidie, selama ini hubungan emosional antara PSAP dengan Laskar Aneuk Nanggroe memang terjalin cukup baik.

“Memang nah, menyoe na Laskar Aneuk Nanggroe di Kuta Asannyan, sang sang BEUKAH stadion,” papar orang namor satu di Pemprov Aceh, Irwandi Yusuf kepada ketua Laskar Aneuk Nanggroe beberapa waktu yang lalu.

Stadion kuta asan, di Sigli menjadi kandang bagi PSAP selama mengikuti sepakbola Nasional. Stadion yang selama ini menjadi Hak Pinjam Pakai bagi Pemkab Pidie tersebut ternyata masih dimiliki secara Pribadi oleh tokoh yang memang keturunan Ampon. Bagi PSAP sendiri, Kuta Asan merupakan saksi bisu dalam menjalani pahit manisnya, naik turunnya Prestasi team kebanggaan Masyarakat Pidie ini. Tanpa bisa dipungkiri, puncak mboming kembali sepak bola Pidie adalah ketika Team yang pada tanggal 11 Oktober nanti akan berusia 55 tahun terjadi di tahun 2007. Saat itu komposisi Pemain yang di Manajeri oleh pak Yusuf sangat baik, mulai dari el Capitan Tarmizi Rasyid, Dahlan Jalil dan beberapa putra daerah Pidie semisal Hendra Saputra, Putra Aceh asal Kabupaten Bireun Suryadi Karemboo, Hingga Anak Rantau yang hingga tulisan ini saya terbitkan masih bermain dengan nomor punggung 32.. Sukman Suib. Belum lagi kisah perjalanan 4 Fantastique, Wanderson, Wagner, Alfredo, hingga George Massatu yang doyan makan mie caluek (mie lidi yang digoreng). Dan pastinya Coach yang bermodalkan Taktik dan Strategi menyerang, Anwar bahu membahu membuktikan bahwa kepada salah satu pengurus sepakbola Aceh, klo Anwar bukan mengandalkan “sertifikat Tanah” untuk melatih Bola tapi, Beliau buktikan dengan prestasi PSAP lolos ke Divisi Utama (Tahun 2007, kasta tertinggi Sepakbola Indonesia-Admin). Walaupun PSSI saat itu, atas desakan AFC untuk membentuk Kompetisi lebih prestisius dengan Jumlah 18 Team dan harus satu Wilayah, terkubur sudah PSAP merasakan kancah kompetisi elit pesepakbolaan nasional saat itu.

Di tahun 2007 tersebut, PSAP memiliki sebuah komunitas Suporter Paling Fanatik namun belum teroganisir sebagaimana mestinya. Hingga beberapa Suporter di Pidie yang saat itu dipelopori oleh Pak Muchlis (sekarang Sekum PSAP) Zukhri Mauludinsyah Adan, T. Zoelbahra (eks Anggota DPRK)  dan beberapa komunitas supporter Pendukung dan Pecinta PSAP, semisal Wak Jamal, Wak Lai. M.Ali, Pak Din, Bang Adek, Bang Boy, Marzuki, Faisal Al Makki, dan beberapa teman lainnya hingga terbentuklah dengan Sebuah Nama “Laskar Aneuk Nanggroe” atau yang di Singkat TheLAN yang biasa kami bahasakan dengan TELAN,(UE”T) jadi siapapun lawan yang hadir dikuta Asan harus di TELAN.

Seiring berjalannya waktu demi waktu, naik turunnya prestasi PSAP di Divis utama tidak juga membuat Kuta Asan sepi dari hiruk pikuk pendukung setia PSAP, dukungan semangat disetiap PSAP bertanding sangat membahana. Karena mereka yang datang ke Kuta Asan adalah murni karena kecintaan mereka dan loyalitas tinggi yang mereka tunjukan  dan berikan kepada PSAP pantas di ancungin 2 jempol. Karena dukungan suporter dan kerja keras penguruslah PSAP bisa berprestasi. Pasca musim 2007, Coach Anwar Hijrah ke PSSB dengan diikuti oleh beberapa Pemain PSAP, seperti Suryadi, Hendra Saputra dan lainnya,diakui atau tidak sangat memukul hati dan perasaan Laskar Aneuk Nanggroe. Betapa tidak, PSAP mulai kocar kacir, kekalahan demi kekalahan diderita oleh team PSAP. Dan angin segar saat itu ada di PSSB. Ntah memang udah nasib Coach Anwar, dimana beliau melatih, ada aja persoalan2 yang timbul, diantaranya Pendanaan. Hingga musim selanjutnya Coach Anwar kembali melatih PERSIRAJA Banda Aceh, disana ikut juga pemain “kesayangan” Anwar, Suryadi, Hendra dan beberapa Pemain lainyya, “ek Manoek, ek canok” sama dengan chit.
Kondisi financial lagi2 mengikuti perjalanan Coach Anwar dalam melatih. Sedangkan PSAP sendiri gonta ganti pelatih sering terjadi, dengan nama yang memang sangat kita ingat, A. Hadi Kustiono, hingga Pelatih sekaliber Bambang Nurdiansyah di hadirkan ke Kuta Asan untuk mengembalikan kejayaan PSAP,  tetap saja belum mampu mengangkat PSAP untuk bersaing dikancah sepakbola divisi utama. Memang Klo Jodoh gak kemana. Begitu ungkapan kata2 yang sering kita dengar, musim 2010/2011 Bambang Nurdiansyah salama pra musim masih melatih PSAP, hingga sampai kompetisi mau dimulai, Kembalilah sang Allenatore Pria berwajah serius, namun cukup lihai dalam melatih, Anwar bersama Arman kembali melatih PSAP, yang pastinya ikut mengembalikan impian kita semua untuk melihat Prestasi yang pernah mereka berikan kepada PSAP saat 2007 lalu. “pasangan” AA tersbut ternyata mengabulkan sebagian keinginan masyarakat Pidie yang ingin melihat PSAP berprestasi, dan kenyataanya hingg Match Day ke 23 PSAP masih bercokol di peringkat 2 Klasement Liga Ti-Phone Group 1.
Laskar Aneuk Nanggroe dan pendukung setia PSAP lainya mesti bersyukur, dengan ikut mendukung dan member sport yang positif kepada Skuad PSAP.
Sesama penonton jangan saling usik.. jangan sampai ada perasaan “gob blo kulkas, tanyoe yang sijuek” apapun bendera yang kalian bawa ke Kuta Asan, asal tujuannya adalah mendukung PSAP. Kita wajib dukung..!! dan bukan malah bermusuhan, dengan mengeluarkan kata2 “PROVOKATOR” kepada Laskar Aneuk Nanggroe, hari ini dan seterusnya jangan kalian harap Laskar Aneuk Nanggroe akan mati..!!! jangan pernah, mimpi pun jangan, karena disetiap penonton yang hadir di kuta Asan, dalam darahnya ada semangat Laskar Aneuk Nanggroe, semangat untuk mendukung PSAP sampai kapan pun. Jika ada yang coba2 melakukan hal2 bodoh dengan “menghancurkan” ruang gerak Laskar Aneuk Nanggroe, berarti kalianlah Provokator tersbut. Karena Misi kami adalah mengawal dalam garis terdepan untuk kemajuan PSAP SIGLI.

oleh: Admin TheLAN

Mengenai Saya

Foto saya
Sigli, Aceh, Indonesia
 

© Copyright THE LAN 2007 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.